Wednesday, October 17, 2007

ANAKKAMPUNG

ANAK KAMPUNG
Oleh: Remitri Subianto
PRALAYAR
Terkenal dengan makanan gaplek sebagai tradisi masyarakat alam setempat. Daun yang berjari-jari kurang lebih lima menarik untuk diamati bahan makanan yang telah menghasilkan masyarakat kelas atas sampai bawah.Bahkan sang Penguasa tigapuluh dua tahun pernah hidup dalam masyarakat tersebut.
Aku dilahirkan di daerah perbukitan kapur selatan Jawa Tengah dari seorang Ibu dan Bapak Jawa. Pada suatu hari yang sangat keramat menurut adat yaitu hari Jumat. Hari yang menurut kebanyakan orang sebagai hari munculnya arwah-arwah gentayangan dari thuyul, thethekan, genderuwo, saya lahir .Aku di bawa ke seorang Bidan namanya Witri, Sawitri lengkapnya. Kalau digambarkan rumah Bu bidan di seberang perbukitan rumah saya.
Hari sore jam tujuh saat ibuku sedang enak-enaknya makan , mungkin makan singkong alias thiwul yang merupakan makanan pokok kampung saya pada tahun pertengahan tujuh puluhan. Disitu masih saya ingat ada pohon kelapa disebelah timur rumahnya yang menghadap ke Utara. Rumah kayu dengan lantai tegel, yang di semen untuk ukuran saat itu lumayan kaya dibandingkan aku anak seorang Guru golongan II. Aku kemudian diberi nama Adnan tri subianto. Nama itu kata bapak saya waktu aku bertanya disawah sambil main lumpur. Adnan itu diperoleh dari nama orang terkenal dalam sejarah,Tri berarti anak nomer tiga sedangkan Subianto dari nama penyanyi terkenal di Semarang mungkin Krisbiantoro yang MC (Master Ceremony) dan penyanyi itu.
Saat itu orde baru, baru menikmati kemenangan menumbangkan Soekarno yang telah berani memplokamirkan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun-tahun tersebut masih sangan paceklik untuk makan saja sangat sulit. Beras bagaikan emas yang masih susah dicari.
Bapakku Guru yang dihormati hampir semua orang kenal dia, dia dikenal pekerja keras tak kenal lelah dan jiwa sosialnya tinggi. Sebelum mengajar di SR pagi-pagi sekitar jam lima sudah berangkat mencari rumput ke sawah untuk sapi dan kambing, baru jam tujuh tiga puluh dia berangkat ke sekolah. Aku amat berkesan dengan jiwa sosialnya itu hampir semua kegiatan di kampung ingin diikutinya, dari kegiatan desa sampai kegiatan kerohanian. Aku sekarang amat merasakan cinta kasihnya yang begitu dalam padanya. Tiada lelah dia mencintaiku dan kakakku.
Gambaran tentang kampung halaman ibu sangat menarik untuk diceritakan. Ia senang mengulang – ulang cerita masa kecilnya disuatu daerah yang sekarang telah tenggelam menjadi Waduk Gajah Mungkur. Daerah yang boleh dikatakan subur di lembah perbukitan yang dimasa itu masih sangat lebat hutannya. Kanan kiri kurang lebih 4 kilometer dari kampung tersebut terdapat bukit – bukit yang berjajar dari selatan ke utara. Megah dan mengagumkan, keanekaragaman yang mengalir dari budaya masyarakat agraris dan berbudi kepercayaan yang luhur. Masyarakat yang masih menuntun kepak-kepak kehidupan dengan mengalir laksana alir air menuju kerendahannya. .Kalau dalam ilmu bumi pegungan tersebut bernama pegunungan seribu.
Kampung yang dimasa itu sangat sederhana tertata rapi tiap jalan ditanami pohon jati. Kampung tersebut bernama Ploso. Kakaku lahir disana saat ibu dan bapak masih menumpang di rumah kakek. Untuk mencapai kesana sangat mudah karena dilewati rel kereta api yang menghubungkan Kota Kabupaten dan kota Kecamatan. Walaupun begitu jalan yang menghubungkan daerah satu dengan lainnya masih menggunakan jalan setapak dan bekelok-kelok.
Daerah tersebut dilewati Sungai Keduang

BAB I. RUMAH KEABADIAN
Mbok minyaknya entek !” Sore itu Sunar mau menyalakan senthir. Wis nganggo minyal klentik sik, mengko yen duwe duwet nggango lengo potro. Si Sunar yang dari tadi kebinggungan mencari minyak untuk mnyalakan senthirnya.Dikeremangan malam disebuah dusun kecil
Malam itu kampung mBetal sepi sekali tadi malam Kompeni – kompeni itu melewati perkampungan disini.sambil mecari pejuang-pejuang yang sembunyi.Masyarakat merasa miris. Ada yang sembunyi di pegunungan – pegunungan sekitar. Soedirman yang kala itu gemar bergerilya melawan kumpeni mengelilingiperbukitan-perbukitan kapur selatan. Bersembunyi didesa-desa disambut bagai pahlawan. Soedirman yang penyakitan itu ditandu kesana kemari.Mencari makan di desa-desa terpencil. Nggak peduli dengan masyarakat yang sama-sama kerenya. Dengan dalih perjuangan. Anak buahnya dan telik sandi siap tempur disetiap kampung – kampung.

Cerita penyiksaan yang mereka dapat dari warga membuat ketakutan.Harta benda mereka di tinggalkan begitu saja tanpa peduli dicuri, diambil atau bahkan digedor.

****

Sudah beberapa hari ini kampung Mbetal mengalami kekeringan. Panenan mereka dimakan wereng.hanya bisa mengandalkan timun. Tanaman kedelai yang hidup dimusim kemarau Mungkin dua bulan baru bisa panen.
Sunar baru sekolah kelas dua SR. Untuk masuk sekolah harus berjalan lima kilo pulang pergi. Waduh jauh,.untuk menempuh itu perlu waktu tiga jam. Berangkat sekolah dari jam lima dan sampai di SR jam delapan. Tetapi Si Prenjak ini nggak punya lelah bergerak terus kipat- kipit lincah menjalani ritual masa kanak-kanaknya dengan biasa. Enak dan menyenangkan .Pernah suatu kali tidak punya uang untuk beli alat tulis dia harus meme kedelai yang habis dipanen dengan batang dan kedelai yang belum dionceki. Setelah kering ditumbuk blang-blung blang-blung atau ia injak – injak baru kedelai keluar dati kulitnya. Dijualnya kedelai itu tanpa sepengetahuan mbah putrid. Wah Si prenjak ini berani sekali.
Pak Broto gurunya minta ampun galaknya. Setiap kali tidak bisa mengerjakan duding siap memukul mereka. Jangan harap melawan tunduk dan diam, sikap itu yang enak di pilih untuk menyelamatkan diri. Atau bisa malam-malam Sunar menghapal setiap pekalian atau pembagian dari satu sampai seratus. Kalau ndak bias siap di pukul. Tapi biasanya Sunar menghapal saat angon Sapi dengan samak di tangan, jangan sampai keliru,.

ANAK BUKIT
Pagi ini, aku sudah tidak sabar lagi menikmati thiwul kesukaanku. Bau dari kukusan membawaku dalam aroma perut yang bernyanyi menhibur ‘tunggu sebentar ya masih panas nanti muludmu mlocot lho’ Dengan kepul di tampah setelah Simbok menuangkannya ke tampah. Warna kuning membawa seleraku untuk mencicipi ee gujil.Simbok hanya memandangiku denga senyum seakan membolehkanku merasakan panasnya asap thiwul ini di muludku Aku selalu ketagihan dan ketagihan lagi. Jangan ditanya lagi bahwa selama ini memang menjadi kebiasaanku menikmati tiwul ini dengan lahap.Enak lagi bila ditambah dengan parutan kelapa dan garam sedikit orang dikampung saya menyebut krawu. Muungkin dibuat dengan mengkrawu-krawu atau mencampur campur adonan tadi menjadi satu dengan tangan. .
Dan kalau keseringan terkena hujan waktu menjemurnya warnanya akan kehitam-hitaman. Nah ini enak dibuat gathot,hitam –hitam terkena jamur. Gaplek ini di rendam air baru dikukus. Kalau sudah masak ditambahi gula jawa rasanya gujil kenyil-kenyil. Wah aku menerawang saja.Sungguh uenak orang tidak akan mengira itu thiwul.
Teman-temanku bila saya ajak kesini pasti ketagihan.Si Janto pasti menikmati dengan lahap.
Kunikmati masakan Simbok dengan baik-baik. Aku tidak peduli dengan orang – orng disekelilingku. Mbakyu yang dari tadi melihatku aku biarkan saja. Simbok memang sudah biasa memasak nasi thiwul .Dengan sayur oblok – oblok gude yang ditanam bapak digalengan sawah. Enggak usah ditanya aku lahap saja . Apalagi perutku sudah bernyanyi saja, tidak mau kompromi maklum aku tadi sore tidak makan.

Hari ini yu Sri Yah terpaksa pagi – pagi aku terpaksa jemblang-jemblung menumbuk gaplek di lesung bareng Yu Sri. Sambil uro- uro Yu Sri cekikikan

Lir-ilir tandure wis Sumilir
tak ijo royo- royo tak temokke manten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno kanggo nyengguh mengko sore
Pumpung padhang rembulane
Pumpung jembar segarane
Yo suraka …
Surak horee


Yu Sri sepertinya sudah pengin dimantu saja. Bunga didadanya kelihatan sudah mekar pinggulnya sudah siap untuk menerima berkah dari Sang Widhi, sudah pantes di mantu. Simbok dari kejauhan kelihatan mesam-mesem melihat Yu Sri nembang. Alangkah senengnya simbok nanti bisa momong cucu.
Tapi dalam batin Simbok kurang setuju bila Yu Sri nikah terlalu muda. Kisah waktu mudanya tidak pengin terulang lagi.
Walau Yu Sri jadi incaran pemuda-pemuda di kampung apalagi dia termasuk putri baru sekolahan, di ongko loro. Opo ora elok, Cah wedhok ngerti etung lan tulisan, kata Mbah Ronggo waktu Yu Sri main kerumahnya. Yu Sri kebetulan teman dari anaknya Mbah Ronggo, Bendoro Marsih. Mbah ronggo mempunyai anak delapan yang hidup dan tiga meninggal terkena penyakit mencret.
Ndoro Cokro tak mau kalah lirak-lirik dengan Yu Sri, Yu Sri tau itu Tertunduk malu dilihat Ndoro Cokro hatinya juga berdesir setiap melihat ndoro Cokro namun itu semua tidak menyurukannya untuk sekolah tinggi.Sungguh sangat ironis kebanggaan masa lalu masih dipendam sampai sekarang
Ndoro Cokro lahir dari seorang Ronggo yang tinggal di kampung perbukitan kapur di selatan. Dengan maasyarakat yang masih awam dengan dunia sekolah.

***
Aku menggembalakan kambing-kambingku . Si Kupluk mempunyai anak yang lucu-lucu. Si Cemple ini saya gendong kesana-kemari tak mau lepas dari gendonganku.Kalau lari kencengnya minta ampun, ngos-ngosan aku mengejarnya. Sig sag dengan kencangnya.Kalau sudah kecapekan baru njerum., memamah ngunyah-ngunyah rumput yang baru ia makan. Kambingku ada lima . Apalagi tubuhnya yang memanjang seksi. Dengan kopek yang montok jadi memiliki bibit unggul. Sungguh kambing ku ini sangat piawai dalam membahagiakan majikan. Emboknya yang model kacangan ,anaknya selalu dua jika manak.

SIMBOKKU YANG MANIS
Cita – cita simbok yang ingin menjadi seorang terpelajar kandas.Umur dua belas tahun harus menikah dengan seorang pemuda. Simbokku nikah karena dijodohkan Mbah Kakung yang malu kalau anaknya menjadi perawan tua, ora payu. Pemuda yang menjadi Guru itu yang tadinya menjadi Guru Simbok sudah lama mengincar. Waktu Mbah kakung menjemput Simbok, Pak Guru ini rasan-rasan.
Putrinya sudah gede ya Pak sudah pantes di gandeng perjaka,kata Pak Guru mesam-mesem.
Iya nak apa nak Guru kecanthol, kata Simbah dengan logat medhoknya. Iya Pak.Wah Pak Guru yang digugu dan ditiru ini bisa juga jatuh cinta.
Apalagi melihat kemolekan muridnya ini.
Aku sudah pingin punya anak Pak.Umurku sudah 30 tahun saya tidak ingin jadi jaka kasep.
Klop sudah semenjak itu Simbok tidak boleh pernah keluar rumah. Di pingit kecil- kecilan. Dari tidak boleh main jauh-jauh dari rumah sampai tidak boleh main dengan laki-laki. Pokoknya diawasi terus.



KELAHIRANKU
JALAN KEMENANGAN
TUJUAN AKHIR

No comments: